Terik di sudut bumiku ini sungguh menggila kawan...
yang mungkin di surga tempatmu berpijak, banyak keteduhan yang kurindu
tak sepi dari hangat remah-remah salju,
sejukpun terlahir dari senyuman mentari...
Sudikah kiranya kau sisakan anggur surgamu walau setetes,
mungkin cukup tuk membunuh kerontang jiwaku yang menahun
Bisakah Tuhan izinkan aku berkunjung ke istanamu,
sekedar melepas lelah...
sekedar tanggalkan penat...
sekedar segarkan jiwa
Dan...
jika Tuhan telah izinkan,
undanglah aku kawan....
Aku tungggu...
//santanAji// Sya'ban 1432 H
Sastra Jiwa
Hanyalah Plagiat dari Karya-karya Tuhan
Sabtu, 23 Juli 2011
Selasa, 19 Juli 2011
Anggur Senjamu Kawan
Kawan...
Bersama senja kala ini, secawan anggurku beraroma rindu tentangmu.
Rindu akan tarian-tarian cinta,
rindu akan sastra-sastra yang terus kau bisikkan laksana salju di jiwaku,
rindu saat-saat bersama kita reguk anggur surga di sudut kedai para malaikat,
rindu akan keteduhanmu,
rindu akan celotehmu,
rindu akan semua tentangmu...
Sayang,,,
ketika kau menghilang, tanpa selembar lontarpun kau titipkan untukku . Pupus begitu saja, laksana asap yang hanya melahirkan abu.
Sayang,,, saat itu sesalpun turut pupus dari hatiku. Hanya seulas senyum sinis memandang bias jejakmu seraya berbisik : " masih akan kutuangkan secawan anggur untukmu..."
Kini...
Sudah cukup lama jiwamu mengembara entah kemana, entah karena apa.Bahkan sesalan pun tak cukup pandai tuk temui jawabnya.
Jika kiranya masih pantas aku berucap "maaf" untuk sudi kau dengar,maka izinkanlah...
Tersenyumlah sebagai perlambang bahwa kita adalah sama,dalam fikir pun dalam rasa,bahkan... sekalipun kau telah menjadi penduduk surga.
Senjapun telah melambai kawan, tinggalkanku yang masih bersama cawan anggur kita yang setengah tersisa. Kenapa juga tak sempat kutitipkan pada senja, selontar pesan untukmu, bahwa aku merindumu untuk pulang...
Biar sajalah terlewat, toh..seindah apapun senja, dia terlalu angkuh untuk senantiasa singgah di kelam sudut bumiku ini. Tak lebih hanya sekilas tebarkan indah pesonanya, lalu berpaling begitu saja.
Kawan...
// SantanAji,Juli 2011 //
Bersama senja kala ini, secawan anggurku beraroma rindu tentangmu.
Rindu akan tarian-tarian cinta,
rindu akan sastra-sastra yang terus kau bisikkan laksana salju di jiwaku,
rindu saat-saat bersama kita reguk anggur surga di sudut kedai para malaikat,
rindu akan keteduhanmu,
rindu akan celotehmu,
rindu akan semua tentangmu...
Sayang,,,
ketika kau menghilang, tanpa selembar lontarpun kau titipkan untukku . Pupus begitu saja, laksana asap yang hanya melahirkan abu.
Sayang,,, saat itu sesalpun turut pupus dari hatiku. Hanya seulas senyum sinis memandang bias jejakmu seraya berbisik : " masih akan kutuangkan secawan anggur untukmu..."
Kini...
Sudah cukup lama jiwamu mengembara entah kemana, entah karena apa.Bahkan sesalan pun tak cukup pandai tuk temui jawabnya.
Jika kiranya masih pantas aku berucap "maaf" untuk sudi kau dengar,maka izinkanlah...
Tersenyumlah sebagai perlambang bahwa kita adalah sama,dalam fikir pun dalam rasa,bahkan... sekalipun kau telah menjadi penduduk surga.
Senjapun telah melambai kawan, tinggalkanku yang masih bersama cawan anggur kita yang setengah tersisa. Kenapa juga tak sempat kutitipkan pada senja, selontar pesan untukmu, bahwa aku merindumu untuk pulang...
Biar sajalah terlewat, toh..seindah apapun senja, dia terlalu angkuh untuk senantiasa singgah di kelam sudut bumiku ini. Tak lebih hanya sekilas tebarkan indah pesonanya, lalu berpaling begitu saja.
Kawan...
// SantanAji,Juli 2011 //
Kamis, 17 Maret 2011
//K.U.L.D.E.S.A.K//
Kupu kupu di kaca jendela
Terkurung dalam kebebasan yg nampak
Hendak hinggap berlabuh di pucuk-pucuk hijau
Sekedar menyentuhkah kaki-kakinya yg rapuh
Aku mulai bosan dengan kebebasan semu ini
Menawan hati dalam jeruji
ditengah hiruk pikuk
Sementara secangkir kopi mulai mendingin
Aku benci...
Seketika sepasang tanduk tumbuh semakin runcing
Aku marah...!
Bersyukur nafas-nafas masih tehembus
Masih memberi asa akan cahaya
Entah tentang cinta...
//jiwa masih terlelap//
12 Robi'ul Akhir 1432 H
santanAji
Terkurung dalam kebebasan yg nampak
Hendak hinggap berlabuh di pucuk-pucuk hijau
Sekedar menyentuhkah kaki-kakinya yg rapuh
Aku mulai bosan dengan kebebasan semu ini
Menawan hati dalam jeruji
ditengah hiruk pikuk
Sementara secangkir kopi mulai mendingin
Aku benci...
Seketika sepasang tanduk tumbuh semakin runcing
Aku marah...!
Bersyukur nafas-nafas masih tehembus
Masih memberi asa akan cahaya
Entah tentang cinta...
//jiwa masih terlelap//
12 Robi'ul Akhir 1432 H
santanAji
Senin, 14 Februari 2011
Ah....
Ah...
Sayup senandung surga mengalun dari selatan
Seiring tasbih senja ilalang dedaunan
Seakan keindahan surga yg sebenarnya tergelar
menghampar luas di sekelilingku yg masih duduk terkapar
Ah....
Kenapa tiba2 kerling neraka lancang menyapa
ketika indah surga baru saja terasa
Seketika kulihat syetan2 durjana ulurkan tangan mengajak malakut cinta untuk berdansa
Yang kemesraannya begitu hangatkan jiwa
seakan mustahil terpisah
Ah...
Kenapa ku harus terlena oleh indah belaian surga
Pun cemas oleh seringai tajam taring2 neraka
Kenapa harus ku hiraukan tarian2 mereka yg masih mesra meliuk berdansa
Hmm....
Sejenak aku ingin buta
karena dlm gelap,makna cahaya dpt kurasa sbg hidayah
Sejenak aku ingin tuli
karena dalam sunyi,sumpah serapah akan terdengar seakan pujian indah
Sejenak aku ingin bisu
karena tanpa tarian lidah,bisik bisik jiwa mengalir tanpa rekayasa
Ah...
Seketika aku merasa bersama Yang Terahasia...
10 Robi'ul Awwal 1431 H..
SantanAji
Sayup senandung surga mengalun dari selatan
Seiring tasbih senja ilalang dedaunan
Seakan keindahan surga yg sebenarnya tergelar
menghampar luas di sekelilingku yg masih duduk terkapar
Ah....
Kenapa tiba2 kerling neraka lancang menyapa
ketika indah surga baru saja terasa
Seketika kulihat syetan2 durjana ulurkan tangan mengajak malakut cinta untuk berdansa
Yang kemesraannya begitu hangatkan jiwa
seakan mustahil terpisah
Ah...
Kenapa ku harus terlena oleh indah belaian surga
Pun cemas oleh seringai tajam taring2 neraka
Kenapa harus ku hiraukan tarian2 mereka yg masih mesra meliuk berdansa
Hmm....
Sejenak aku ingin buta
karena dlm gelap,makna cahaya dpt kurasa sbg hidayah
Sejenak aku ingin tuli
karena dalam sunyi,sumpah serapah akan terdengar seakan pujian indah
Sejenak aku ingin bisu
karena tanpa tarian lidah,bisik bisik jiwa mengalir tanpa rekayasa
Ah...
Seketika aku merasa bersama Yang Terahasia...
10 Robi'ul Awwal 1431 H..
SantanAji
Senin, 07 Februari 2011
@@@ RINTIH FAJAR @@@
RINTIH FAJAR
Bisik sunyi di puncak malam
Pecah oleh fajar yang merintih
Dengan senandung senandung surga
Cukup membunuh resah di jiwa
Riak hati membara
Penat menanggung asa dan asa
Kapankah berjeda
Bilakah ‘kan reda ?RINTIH FAJAR
Nanar mata hati memandang tirai - tirai kehidupan
Nan kelabu,ungu,bahkan membiru,
Terlebih pekat pabila mendekat
Semakin saja ku merindu cahaya dan cahaya
Kini di ambang fajar ku berdiri
Masih dengan rinduku
Masih dengan asaku
Masih merindu sentuhanMU
Datanglah datang……..
Peluk aku dengan cintaMU….
Datanglah datang……..
Sentuh hatiku yang beku
Datanglah datang……..
Tempatkan aku dalam tanduMU
Duh Gusti…..
Maaf jika ku hanya mampu merintih
Fii baity,5 Safar 1432 H //santanAji//
Bisik sunyi di puncak malam
Pecah oleh fajar yang merintih
Dengan senandung senandung surga
Cukup membunuh resah di jiwa
Riak hati membara
Penat menanggung asa dan asa
Kapankah berjeda
Bilakah ‘kan reda ?RINTIH FAJAR
Nanar mata hati memandang tirai - tirai kehidupan
Nan kelabu,ungu,bahkan membiru,
Terlebih pekat pabila mendekat
Semakin saja ku merindu cahaya dan cahaya
Kini di ambang fajar ku berdiri
Masih dengan rinduku
Masih dengan asaku
Masih merindu sentuhanMU
Datanglah datang……..
Peluk aku dengan cintaMU….
Datanglah datang……..
Sentuh hatiku yang beku
Datanglah datang……..
Tempatkan aku dalam tanduMU
Duh Gusti…..
Maaf jika ku hanya mampu merintih
Fii baity,5 Safar 1432 H //santanAji//
Langganan:
Postingan (Atom)