Selasa, 19 Juli 2011

Anggur Senjamu Kawan

Kawan...
Bersama senja kala ini, secawan anggurku beraroma rindu tentangmu.
Rindu akan tarian-tarian cinta,
rindu akan sastra-sastra yang terus kau bisikkan laksana salju di jiwaku,
rindu saat-saat bersama kita reguk anggur surga di sudut kedai para malaikat,
rindu akan keteduhanmu,
rindu akan celotehmu,
rindu akan semua tentangmu...


Sayang,,,
ketika kau menghilang, tanpa selembar lontarpun kau titipkan untukku . Pupus begitu saja, laksana asap yang hanya melahirkan abu.
Sayang,,, saat itu sesalpun turut pupus dari hatiku. Hanya seulas senyum sinis memandang bias jejakmu seraya berbisik : " masih akan kutuangkan secawan anggur untukmu..."

Kini...
Sudah cukup lama jiwamu mengembara entah kemana, entah karena apa.Bahkan sesalan pun tak cukup pandai tuk temui jawabnya.
Jika kiranya masih pantas aku berucap "maaf" untuk sudi kau dengar,maka izinkanlah...
Tersenyumlah sebagai perlambang bahwa kita adalah sama,dalam fikir pun dalam rasa,bahkan... sekalipun kau telah menjadi penduduk surga.

Senjapun telah melambai kawan, tinggalkanku yang masih bersama cawan anggur kita yang setengah tersisa. Kenapa juga tak sempat kutitipkan pada senja, selontar pesan untukmu, bahwa aku merindumu untuk pulang...

Biar sajalah terlewat, toh..seindah apapun senja, dia terlalu angkuh untuk senantiasa singgah di kelam sudut bumiku ini. Tak lebih hanya sekilas tebarkan indah pesonanya, lalu berpaling begitu saja.

Kawan...



// SantanAji,Juli 2011 //

Tidak ada komentar:

Posting Komentar